PETUAH
DARI PAK KYAI
Oleh:
Najmudin Aljuhri
Khutbatul
‘Arsy di Pondok Modern atau Masa Orientasi Siswa (MOS) kalau di sekolah Umum -
merupakan Gerbang awal menuju keabsahan sebagai calon santri.
Hampir seminggu lamanya duduk, mendengar dan bertanya. Kadang membosankan dan menjenuhkan. Yang pada awal mula tidak tahu maksud dan tujuan. Tapi itulah Khutbatul ‘Arsy adalah laksana obat – pahit rasanya ketika diminum, manis hasilnya. Petuah-petuah Pak Kyai selalu dicatat dalam buku agenda. Karena catatan adalah sebagai pengikat dan pengingat ketika kita lupa. Dalam pepatah Arab dikatakan bahwa Ilmu adalah sesuatu yang harus dikejar (Buruan) dan tulisan adalah pengikatnya. Maka Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.
Hampir seminggu lamanya duduk, mendengar dan bertanya. Kadang membosankan dan menjenuhkan. Yang pada awal mula tidak tahu maksud dan tujuan. Tapi itulah Khutbatul ‘Arsy adalah laksana obat – pahit rasanya ketika diminum, manis hasilnya. Petuah-petuah Pak Kyai selalu dicatat dalam buku agenda. Karena catatan adalah sebagai pengikat dan pengingat ketika kita lupa. Dalam pepatah Arab dikatakan bahwa Ilmu adalah sesuatu yang harus dikejar (Buruan) dan tulisan adalah pengikatnya. Maka Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.
Sama
halnya ketika Pak kyai memberikan petuah dalam acara Khutbatul ‘Arsy, petuah
itulah adalah ilmu. Petuah dengan Motto dan Panca Jiwa Pondoknya sungguh menakjubkan
- mengajarkan bagaimana kita (santri) untuk hidup; Sederhana - bukan berarti
tidak boleh kaya, Berwawasan Luas, Berdikari, Berpikiran Bebas - bukan berarti
tidak bertanggung jawab, Berakhlakul Karimah dan lain-lain. Ini memberikan atsar
(pengaruh) tersendiri terhadap para santrinya – terutama bagi penulis saat ini.
Maka kesimpulan yang masih ingat akan
point-point yang dapat dipetik dalam acara Khutbatul ‘Arsy, di antaranya adalah;
1.
Santri mesti mengimplementasikan Motto dan Panca Jiwa Pondok
2.
Pondok Modern berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan
3.
Pondok Modern bukan milik Kyai tapi pondok adalah milik umat
4.
Pondok harus berprinsip pada Almuhaafadzotu ‘alalqodiimissoolih Wal
akhdzu bil jadiidil adalah “Menjaga tradisi lama yan baik dan Mengambil dengan
sesuatu yang baru yang lebih baik”.
5.
Akan kami ajari kalian walau hanya satu santri. Pun tidak ada –
maka akan kami ajari kalian dengan tulisan
6.
Dari satu GONTOR jadikan 1000 GONTOR…dari satu Daar el Kutub maka
jadikan 1000 Daar el Kutub..
Cipanas, 14 Juli 2015
0 komentar:
Post a Comment